Bunga, Dia, dan Wisuda.

Pada hari jum’at yang cerah harus diawali dengan kegelisahan saya untuk rencana datang ke acara wisuda. Saya gelisah karena saya mendadak ingin datang ke wisudaan dia, tanpa persiapan apa-apa. Mendapatkan sesuatu yang cepat dan mudah untuk dibawa ke acara seperti itu adalah bunga.

Pada akhirnya saya bertanya kepada google “pasar bunga” lalu muncul hasil pencarian dan tiga teratas menyebutkan pasar bunga rawa belong. Pada saat itu juga saya menerusan mencari lebih tau banyak tentang pasar itu. Mulai dari menjelajah review tentang pasar itu sampai saya menonton liputan tentang pasar itu.hasil.jpg

Akhirnya waktu yang telah ditunggu tiba, hari Minggu. Pagi itu saya kirim pesan lewat line untuk memastikan kapan dia keluar gedungnya namun pesan tak kunjung dibalas tapi saya mengira-ngira  kalau dia keluar mungkin pada saat siang hari sekitar pukul 11.00.

Pada pukul 09.00 akhirnya saya berangkat dari rumah, perkiraan memakan waktu satu jam dengan jarak tempuh 27 KM. Jalan yang saya ambil Rumah – pondok cabe-Lebak bulus-PIM-Permata Hijau-Pasar rawa belong. Sedikit bocoran saya melewati toko tempat biasa beli bunga.

Kalian harus tau, perjalanan dari rumah sampai Permata hijau saya tidak menemukan kendala yang berarti namun ketika menemukan tanda arah belok kanan ke pasar rawa belong itu yang membuat sulit. Kenapa ? karena tulisannya belok tapi lampu merah situ tidak menunjukan kalau itu boleh belok. Hasilnya ? saya lurus terus sampai menemukan tempat putar arah.

puter

Liat lingkaran merah, itu yang saya maksud.

Saya tertawa sendiri ketika sudah  putar arah karena kenapa saya tidak ikut jalan semestinya tapi malah sok tahu dengan melewati jalan tikus. Akhirnya saya menyerah lalu minggir untuk bertanya kepada tukang parkir.

“Mas, kalau mau ke pasar Rawa belong kemana yaa ?” tanya saya dengan nada sedikit keras.

“Dari sini mas ikutin jalan nanti sampe ketemu lampu merah, nah dari lampu merah tinggal lurus sedikit lalu masuk gang” abang-abang tukang parkirnya memainkan tangan menunjukan arah.

“terimakasih mas”

Pada akhirnya saya sampai pada pasar rawa belong, walau sempat terlewat karena saya enggak sadar kalau itu pasar. Kenapa pasarnya sepi ? kenapa bunga-bunganya enggak banyak ? kenapa saya masih sendiri ? #plak. Pertanyaan itu muncul ketika saya sudah ada di depan pasar. Saya bingung kenapa pasarnya sepi tidak seperti pasar kebanyakan, apa karena saya datang diwaktu yang tidak tepat atau emang saya kesiangan untuk ke sana, ntah lah.

Oh iya, pasar Rawa belong dibagi menjadi dua. Sebelah kanan untuk pasar bunga dan sebelah kiri untuk perlengkapan acara nikah dan bunga tabur. Pasar rawa belong terdapat dua lantai dan ukurannya cukup untuk pasar bunga. Tapi saya tidak mencoba naik ke lantai dua, karena lantai atas terlihat sepi.

Setelah saya keliling dari pasar kanan dan pasar kiri saya mendapatkan hasilnya, saya tidak mendapatkan bunga yang saya inginkan. Bunga mawar 1 tangkai bisa dapat harga 5 ribuan. Banyak variasi warna mawarnya, namun ketika saya ke sana warna bunganya enggak segar.

14063700_613512112142641_1348495545_n

Apakah saya jadi beli bunga di sana ? tidak, karena kalau bawa bunga yang seperti itu akan tidak enak saya memberikan ke dia. Pada akhirnya saya pergi tanpa membeli apa-apa namun rasa penasaran akan hal pasar rawa belong tercapai.

Waktu menunjukan jam 11.45 saya membuka line lalu ada balasan dari dia “Jam 12, kalo jadi dateng ke fakultas gue aja ya jam 1” posisi saya sudah berada di sevel dekat kampusnya. Menunggu dari jam 12 sampai jam 1 cukup menarik.

Pertama : HELM SAYA HILANG, ntah itu siapa yang mengambil atau butuh karena untuk mengantar pasangnannya mungkin. Pada awalnya saya tidak menyadari kalau helm saya hilang. Saya sadar ketika tukang parkir menggeser motor namun helm yang diatas jok motor kok tidak ada. Wajah berubah menjadi pucat dan ingin marah. Karena sehabis wisuda saya ada rapat.

Kedua : Ada wanita duduk disebelah saya, pada intinya dia ingin datang ke wisudaan juga tapi memliki hubungan yang rumit dengan orang yang diwisuda. Kenapa saya tau ? karena dia telfon lalu saya menyimak #plak. Selesai telfon dia tidak menungu lagi, memutuskan untuk pulang.

Ketiga : Wanita-wanita yang berdiri di depan pintu toilet. Menunggu dengan waktu lama sendiri dan menghabiskan beberapa botol aqua membuat saya ingin membuang air kecil. Namun sialnya toilet cuma satu dan di situ juga ada sekolompok wanita. Saya kebelet dan mereka lama sekali hahaha.

Keempat : Parkiran sevel jadi 5000 yang awalnya 2000 karena saya ke kampusnya parkir di situ. Memanfaatkan situasi.

Akhirnya ketemu juga sama dia, dia sedang duduk bersama teman-temannya. Namun dia sudah berganti pakaian. Mungkin karena saya terlalu lama datang ke fakultasnya. Diantara temannya ada juga yang satu kampus dengan saya. Gundar-gundar every where.

“kok bisa kenal sama dia, teman SMP ? ” temannya dia bertanya

“Bukan”

“Teman PAUD” dia menjawab.

Waktu sudah menunjukan 15.00 ketua sudah marah karena janjian jam 2 saya malah ngaret ingin tidak datang rasanya tapi sudah berkewajiban. Saya pamit kepada dia dan teman-temannya. Sebelum ke tempat rapat, pulang dulu kerumah ambil helm. Akhirnya Hari itu cukup melelahkan namun banyak keseruan yang saya dapat.

About mauldimr

Masih muda pokoknya lulusan gunadarma jurusan sistem komputer. Senang untuk mempelajari pengetahuan baru dan suka iseng-iseng dalam segala hal.
This entry was posted in Cerita and tagged , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment